Amerika Serikat menunda pengiriman 36 F-16 dan 24 Helikopter Apache ke Irak karena takut jatuh ke tangan militan.
Pemerintah Irak dilaporkan tengah mengancam untuk membatalkan perjanjian pertahanan dengan Amerika Serikat akibat keterlambatan pengiriman jet tempur. Perdana Menteri Irak, Nouri Al-Maliki kepada The Sunday Times mengatakan bahwa dia berencana untuk membatalkan strategic framework agreement (SFA) yang ditandatangani tahun 2008.
“Jika Maliki membatalkan perjanjian, Obama akan menyaksikan Rusia dan Iran masuk untuk mengisi kekosongan, terutama pada segmen yang ditinggalkan oleh AS,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
Juni lalu, pihak Amerika Serikat mengatakan bahwa pengiriman akan ditunda karena kontraktor yang mengurusi pesawat tempur tersebut harus dievakuasi setelah milisi ISIS menyerbu sebuah pangkalan udara di utara Irak.
Keterlambatan ini mendorong Irak untuk memesan pesawat tempur jenis Sukhoi Su-27 dari Rusia, lima diantaranya sudah mendarat di Baghdad bulan lalu dan telah terbang untuk misi bantuan tembakan udara di Tikrit. Diperkirakan lima pesawat tambahan akan dikirim minggu ini.
Sementara itu, anggota komisi pertahanan dan keamanan Parlemen Irak, Hakim Al-Zamli kepada Anadolu Agency mengatakan bahwa Irak Berusaha untuk mendapatkan kembali US$ 41 milyar atau sekitar 478 trilyun rupiah yang telah dibayarkan kepada Amerika Serikat untuk pembelian F-16, Helikopter Apache, dan persenjataan dan peralatan lain yang akan digunakan untuk memerangi terorisme.
“AS tidak serius dan dengan sengaja menunda mempersenjatai Angkatan Bersenjata Irak untuk memerangi terorisme,” ujarnya.
Penulis: Lucky Lukmanul H @bejo_junior