Negara sebesar Italia akan berjudi dengan keadaan mood striker bengal, Mario Balotelli.Sejauh mana Italia dapat melaju di Piala Dunia kali ini? Sulit rasanya menempatkan Italia sebagai favorit juara. Jika menilik Piala Dunia 2010—dengan status juara bertahan—Italia harus angkat koper lebih dini tanpa megantongi sekali pun kemenangan. Bahkan lebih buruk lagi, negara pizza tersebut harus puas berada di juru kunci grup F di bawah Paraguay, Slowakia, dan Selandia Baru. Padahal empat tahun sebelumnya, Italia mampu tampil perkasa di Jerman walaupun sedang dilanda kasus Calciopoli. Anomali yang aneh dari pemilik empat gelar Piala Dunia tersebut.
Kombinasi senior-junior
Demi mengarungi Piala Dunia 2014 di Brazil, Cesare Prandelli meramu skuatnya dengan mengombinasikan pemain penuh pengalaman ditambah pemain debutan Piala Dunia. Dari sekian banyak nama di dalam skuat arahan Prandelli, Gianluigi Buffon menjadi salah satu pemain yang sangat dihormati baik kawan maupun lawan karena pengalaman panjangnya. Buffon sendiri juga ditunjuk untuk memimpin rekan-rekannya di gelaran akbar kali ini.
Pemain gaek lainnya adalah Andrea Pirlo atau sering dijuluki L’Architetto. Pirlo akan menjadi jantung lini tengah karena kemampuannya membaca dan mendikte permainan. Sedangkan Marco Veratti didaulat sebagai tandemnya di lini tengah Italia sebagai holding midfielfer untuk melindungi setiap pergerakan Pirlo.
Sebagai mesin gol, Italia menaruh harapan besar kepada Mario Balotelli dan juga Ciro Immobile. Kedua pemain muda ini menjadi tumpuan masing-masing klub di lini depan demi menjebol gawang lawan. Antonio Cassano juga bisa dijadikan opsi karena pengalamannya sudah tidak diragukan lagi.
Tergantung mood Balotteli
Di dalam diri seorang Balotelli tersimpan talenta luar biasa seorang pesepak bola. Tapi terkadang kemampuan mengolah bolanya tertutupi kelakuan konyol cenderung tidak masuk akal. Tidak jarang namanya terpampang di halaman utama sebuah surat kabar bukan karena prestasinya, melainkan tindakan bodoh yang dilakukannya.
Seorang Zlatan Ibrahimovic sendiri tidak pernah meragukan kualitas mantan rekan setimnya sewaktu di Inter Milan dulu.”Saya menyukai Balotelli. Dia bahkan lebih gila dari saya. Dia mampu mencetak gol kemenangan lalu membakar sebuah hotel,” ujar Ibrahimovic pada beberapa waktu silam.
Prandelli tentunya paham akan kebengalan pemainnya. Bisa dikatakan, Prandelli ibarat berjudi membawa sesosok “joker” kota Milan. Namun dibalik itu semua, Balotelli mampu mencatatan 14 gol dan enam assist di Seria A. Bila dibandingkan Ciro Immobile, catatan impresif yang dimiliki Balotelli masih kalah, pasalnya Immobile mampu tampil gemilang musim ini dengan membukukan 22 gol dan tiga assist.
Melihat fakta yang ada, bukan tidak mungkin posisi Baloteli di skuat utama akan digantikan oleh seorang debutan yang tampil lebih stabil dan tidak bergantung mood. Sebagian kalangan sendiri menganggap Balotelli sering bermain ogah-ogahan dan kerap mendapat kritik atas performa buruknya.
Namun, jika Balotelli berada dalam puncak mood-nya, pemain satu ini akan menyulitkan pertahanan lawan. Hal ini terbukti kala Italia mampu menundukan Jerman 2-1 di semi-final Euro 2012. Balotelli memborong semua gol dan melahirkan sebuah remarkable celebration yang akan selalu diingat.
Kemampuan terhebatnya sebenarnya datang dari ketenangan dan mentalitasnya yang kuat. Aksi rasial sepanjang hidup yang menimpanya telah menempa dirinya menjadi pemain berdarah dingin. Ketenangannya menghadapi partai-partai besar juga yang membawa dirinya selalu menjadi pilihan utama Prandelli.
Apakah Italia akan mengulang sukses 2006 atau tampil memalukan seperti 2010? Kita tunggu saja.
Kiper: Gianluigi Buffon (Juventus), Mattia Perin (Genoa), Salvatore Sirigu (Paris St Germain)
Bek: Ignazio Abate (AC Milan), Andrea Barzagli (Juventus), Leonardo Bonucci (Juventus), Giorgio Chiellini (Juventus), Matteo Darmian (Torino), Mattia De Sciglio (AC Milan), Gabriel Paletta (Parma)
Gelandang: Alberto Aquilani (Fiorentina), Antonio Candreva (Lazio), Daniele De Rossi (Roma), Claudio Marchisio (Juventus), Thiago Motta (Paris St Germain), Marco Parolo (Parma), Andrea Pirlo (Juventus), Marco Verratti (Paris St Germain)
Penyerang: Mario Balotelli (AC Milan), Antonio Cassano (Parma), Alessio Cerci (Torino), Ciro Immobile (Torino), Lorenzo Insigne (Napoli)
Penulis: Abiyoga Anantya @abiyog_a