Sebuah hasil memalukan bagi sebuah negara yang identik dengan sepakbola.
Tanpa dua pemain pilarnya, Brasil berusaha membuat jutaan penduduknya bangga dengan menjadi juara di tanah sendiri. Namun, impian tersebut pupus setelah laga yang digelar di Mineirão Stadium, Belo Horizonte berakhir tragis.
Skuat Brasil saat ini dianggap tidak memiliki kualitas yang lebih baik jika dibanding skuat Brasil di Piala Dunia 2002—ketika itu Brasil mampu menuntaskan perjuangan Jerman 2-0 di final. Namun, pada Piala Dunia kali ini, Tim Samba harus menelan pil pahit setelah takluk dari tim yang 12 tahun lalu dibenamkan oleh leluhurnya. Tragisnya, Brasil kalah 1-7, yang merupakan kekalahan terbesar sepanjang sejarah di gelaran akbar ini di tanah sendiri, di Belo Horizonte, yang artinya adalah horizon yang indah.
Di sepuluh menit babak pertama, Brasil bermain meyakinkan dan membuat Belo Horizonte menjadi lebih berisik daripada sebuah konvoi Boeing 747 jumbo jet yang terbang rendah. Brasil berusaha untuk memberikan penampilan terbaik mereka walaupun tanpa Neymar yang tulang punggungnya retak, dan sang kapten Thiago Silva yang menerima akumulasi kartu kuning. Para pemain Brasil pun tak lupa untuk membawa jersey Neymar ke lapangan untuk mempersembahkan penampilan terbaik untuknya.
Namun, Stadion Mineirão di Belo Horizonte mulai dibungkam sejak menit ke-11 ketika bola dari Thomas Mueller bersarang di gawang Julio Caesar. Dua belas menit berselangl, Miroslav Klose memecahkan rekor sebagai top skor sepanjang masa di ajang Piala Dunia dengan 16 gol berkat golnya di menit ke-23. Torehan Klose menjadi catatan tersendiri mengingat dari skuat Jerman yang berlaga di final Piala Dunia 2002 melawan Brasil, hanya Klose yang tersisa, dan dia berhasil membalaskan dendam rekan-rekannya yang telah mendahuluinya pensiun.
Seakan tidak cukup dengan dua gol, Der Panzer kembali membungkam publik Brasil dengan tiga gol tambahan hanya dalam kurun waktu lima menit, sepasang gol dilesakkan oleh Toni Kroos dan satu gol oleh Sami Khedira. Skor sadis 5-0 untuk keunggulan Jerman menutup babak pertama.
Di menit-menit awal babak kedua, sekali lagi Brasil berusaha tampil ngotot dengan beberapa kali mengancam gawang Manuel Neuer, namun tetap tidak membuahkan hasil.
Melihat ancaman ini, Klose ditarik keluar dan digantikan oleh Andre Schuerrle di menit ke-58. Keputusan Joachim Loew ini berbuah manis, Schuerrle berhasil menambah rasa malu Brasil dengan mencetak dua gol di menit ke-69 dan 79. Mesut Ozil sempat hampir menambah keunggulan, namun tendangannya masih melebar beberapa centimeter saja dari gawang Caesar.
Babak kedua Jerman melonggarkan tempo permainannya, seperti iba kepada Brasil. Mereka tidak tampil sengotot babak pertama seakan memberikan kesempatan untuk Brasil mengejar ketinggalan. Namun, Brasil baru bisa memanfaatkan rasa iba Jerman pada menit ke-90 melalui kaki Oscar. Tidak ada selebrasi atas gol dari pemain Chelsea tersebut, dia sendiri terlihat sedih beberapa saat setelah mencetak gol itu.
Sepanjang laga, Brasil bukannya tanpa perlawanan, tercatat, Brasil melakukan delapan kali tembakan ke gawang dan mendapatkan tujuh kali sepak pojok. Namun, Jerman lebih efektif dalam menyerang, yakni dengan 10 kali tembakan ke gawang yang menghasilkan tujuh gol. Entah karena lini depan Jerman memang tajam atau Caesar berada dalam performa terburuknya. Yang pasti, Jerman kembali melangkah ke final sejak terakhir kali melaju ke final dua belas tahun lalu.
Penulis: Lucky Lukmanu H @bejo_junior