aefanas

Mencuplik “Displacement”, Festival Film Dokumenter 2016 Ingin Jadi Otokritik dan Refleksi

Festival 2016, Festival Film Dokumenter, FFD 15, Media Partner

Penyelenggaraan Festival Film Dokumenter pada 2016 memasuki tahun ke-15–selanjutnya disebut sebagai FFD 15. Penyelenggaraan kali ini menyandang tema umum “Displacement”. Tema ini dipilih untuk menyoroti displacement yang terjadi di sekitar kita–baik skala lokal maupun global–sudah sejauh mana.

Dari rilis pers yang kami terima, kalimat yang bisa merangkum FFD 15 adalah “mengalami film dokumenter sebagai realitas perpindahan”. Sebab sampai sejauh ini, konflik sektarian masih terjadi berlarut-larut. Baik itu dalam bentuk perampasan lahan maupun penggusuran. Ada beberapa alasan yang biasa digunakan, misalnya atas nama penataan kota, pembangunan, maupun eksploitasi sumber daya alam. Di tataran internasional kasus ini lebih luas lagi, kita bisa melihat kebanalan yang dilakukan oleh ISIS, teror internasional, hingga implikasi ke terjadinya eksodus para penduduk Timur Tengah ke negara-negara Eropa.

Ujung dari displacement di FFD 15 pun sangat sederhana: menjadi sebuah tanggapan menyoal persoalan lingkungan dan kemanusiaan.

poster-overall-ffd-15-displacement-square-3

Tahun ini FFD terbagi ke dalam lima program.

Pertama adalah kompetisi. Ini adalah cikal bakal terjadinya FFD di awal mula. Kala itu arsip dokumenter cukup sulit diakses. Selain karena pengarsipan yang sangat buruk, persebarannya pun sulit dilacak karena hanya dimiliki entitas-entitas eksklusif. FFD ingin mengakses berbagai film dokumenter dari berbagai daerah supaya efeknya bisa lebih luas dirasakan. Dan jalan kompetisilah yang saat itu dipilih–film-film akan mudah datang dengan sendirinya. Atas dasar historis, sampai di FFD 15 pun program kompetisi masih memegang posisi sakral.

Kompetisi terbagi ke dalam tiga kategori: Dokumenter Panjang, Dokumenter Pendek, serta Dokumenter Pelajar. Di Desember ini seluruh proses seleksi sudah dilakukan dengan membukukan 151 submisi. Kita bisa menyaksikan bersama-sama keluarannya–ada 22 film finalis–beberapa hari ke depan.

Kedua adalah pemutaran yang terbagi ke dalam dua subprogram: Perspektif dan Spektrum. Perspektif menjadi medium elaborasi displacement melalui film-film yang diputarkan. Sedangkan Spektrum dirancang khusus oleh FFD untuk menyajikan keberagaman dalam film-film dokumenter dunia.

Program ketiga dinamai Parsial. Inilah program yang terbuka bagi lembaga, organisasi, serta rekanan untuk berkolaborasi melalui kurasi program yang disepakati bersama. Agaknya, Parsial bakal menjadi program yang mencuri perhatian. Sebab program ini tidak terbatas pada film dokumenter semata, tetapi juga menggabungkan media lain seperti: virtual reality (VR, kolaborasi British Council), Asian Doc (kolaborasi FFD dan JAFF), Focus Japan (Japan Foundation), SEA Doc (Singapura), Docu Francaise, serta Le Mois du Film Documentaire (dua terakhir berkolaborasi dengan Institut Francaise d’Indonesie, IFI).

Berikutnya program keempat merupakan persembahan edukasi yang terbagi ke dalam dua subprogram yaitu School Docs dan Masterclass. School Docs bisa dibilang sebagai langkah rintisan guna meningkatkan kemampuan apresiasi media bagi pelajar. Subprogram ini telah diselenggarakan di tiga sekolah di DIY: SMAN 6 Yogyakarta, SMAN 1 Banguntapan, dan SMAN 7 Yogyakarta.

Sedangkan Masterclass yang telah menginjak edisi ke-10 mengambil tajuk Docs in Progress. Perbedaannya kali ini subprogram tidak berfokus pada aspek teknis, tetapi pada project development para sineas dokumenter yang tengah berproses. Berlokasi di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta, FFD pun menghadirkan “guru” khusus: Malinda Wink (dir, Good Pitch Australia), John Appel (dir, Belanda), dan Ranjan Palit (cinematographer, India).

Terakhir atau kelima adalah progam diskusi. Nantinya akan ada tiga materi diskusi untuk tanggal 8, 9, dan 10 Desember 2016: Merasakan Film Etnografi Indrawi; Yang Tidak Dibicarakan Saat Bicara tentang Anak Perempuan; serta Displacement dan Siasat.

Jadi, amankan tanggalmu untuk 7 hingga 10 Desember 2016. Semoga FFD 15 dapat menjadi otokritik dan refleksi untuk mengukur sudah sejauh mana perjalanan kita sebagai manusia.

KLIK DI SINI UNTUK MELIHAT DAN MENGUNDUH JADWAL LENGKAP.

Latest articles