Posisi di atas, tentu akan menjadi sebuah pilihan bagi semua orang. Dengan begitu, mereka akan bisa melihat semua yang ada di bawahnya. Entah itu bagian luarnya maupun bagian dalam. Nah, cerita kali ini mungkin membuat kalian akan beranjak ke bagian atas. Karena kali ini, kami bersuka ria di Gunung Prau salah satu bagian dataran tinggi Dieng
Liburan dua hari di atas puncak Gunung Prau bisa menjadi salah satu pilihan utama. Kami bergegas dari Kota Yogyakarta menuju Wonosobo, 8 Mei 2014 jam 18:00 WIB. Perjalanan sekiraempat jam. Ketika hampir sampaidi Wonosobo, kami terkurung dalam dekapan kabut. Dingin bukan main! Kami sempat risaumemikirkan bagaimana keadaan esok pagi. Namun, sudahlah apapun yang terjadi yang penting perjalanan harus tetap dinikmati.
Setibanya di Basecamp The Bull Eggs Adventure, kami beristirahat sejenak menghangatkan tubuh yang kian beku. Ditempat ini, kami bertemu dengan sekelompok pendaki yang ternyata juga berangkatdari Yogyakarta. Mengajak berkenalan lalu mengobrol adalah keputusan tepat.
Beberapa saat kemudian kami langsungbergegas, meninggalkan basecamp menuju puncak Gunung Prau. Udara dingin dan suara pohon yang diterpa angin menjadi sahabat pendakian kami. Pendakian memakan waktu kurang lebih tiga jam. Sesampainya di puncak, semua logistik dilepaskan. Bersiap untuk melihat indahnya pagi di puncak Gunung Prau.
Amazing, wonderful! Itulah kata-kata yang pertama kali keluar dari bibir. Ketika matahari mulai menampakan sinarnya, langit mulai mewarnai dirinya dengan gradasiturunan biru, kami mulai mengeluarkan kamera. Udara pagi yang dingin masih tetap menemani, tapitidak masalah, karena kami telah dibuat terpesona oleh keindahan di sekitar Gunung Prau.
Ketinggian 2565 mdpl. Jika beruntung, pendakijuga bisa melihat tujuh puncak gunung tertinggi di sekitar Gunung Prau. Kami telah berdiri di puncak PBU 001 Batas Daerah Wonosobo – Kendal.
“It’s not the mountain we conquer but ourselves”
Penulis: Harry Cahyono @cahyoohc
Editor: Aef Anas @a_ef