aefanas

Pendakian Lawu: Menggapai Puncak Seribu Cemara (Bagian 2)

bagian 2b rev

Mendaki jalur yang semakin terjal di tengah sergapan udara dingin bukanlah hal yang mudah, lebih lagi bagi para pemula. Yusuf mulai terlihat beberapa kali kehabisan napas mengatasi tanjakan terjal. Nyeri pinggang kambuhan juga mulai menyerang Felix akibat kelelahan. Beberapa kali kami harus berhenti untuk mengistirahatkan kaki dan mengisi tubuh dengan air. Akhirnya, dalam waktu 90 menit kami tiba di Pos Dua. Saya cukup terkejut dengan catatan waktu tersebut.

Kondisi jalur menuju Pos Tiga ternyata jauh lebih memeras tenaga dari jalur sebelumnya. Jika dilihat di peta jalur ini merupakan yang terpendek di antara semuanya. Ternyata hal itu disebabkan jalur hanya berisi tanjakan dan hampir tidak ada jalan landai. Fisik kami benar-benar dihajar oleh tanjakan yang bagaikan tidak pernah usai. Hampir di tiap ujung tanjakan kami terpaksa berhenti untuk beristirahat sebelum kembali mulai mendaki. Pos Tiga kami capai dengan kondisi sangat lelah, sambil berharap jalur berikutnya lebih bermurah memberikan banyak jalan landai.

terus menanjak
terus menanjak

Harapan itu ternyata bertepuk sebelah tangan. Jalur menuju Pos Empat bahkan lebih kejam. Tanjakan curam dan hawa dingin seakan mempermainkan kami. Saya sempat merasa frustasi karena setelah berjalan begitu lama belum ada tanda-tanda akan sampai di Pos Empat. Untungnya, malam itu cuaca berada dalam kondisi terbaiknya. Tidak ada tanda-tanda hujan akan turun. Langit malam juga menyuguhkan sebuah pemandangan yang dashyat. Area perbukitan yang terpapar cahaya bintang membentuk siluet barisan bukit berselimut kabut. Semacam doping di tengah nestapa.

Tepat pukul 9 malam kami tiba di Pos 4. Kondisi fisik dan mental yang sangat lelah membuat kami memutuskan untuk mendirikan tenda tidak jauh dari sana. Setelah beristirahat dan makan malam, Saya, Zaki, dan Abi sempat berbincang soal kemungkinan gagalnya rencana muncak saat sunrise besok. Karena kondisi tubuh beberapa orang seperti Zulfi dan Felix agak memburuk akibat dingin dan kelelahan. Kami memutuskan untuk tidur sambil berdoa semua orang berada dalam kondisi terbaiknya esok pagi.

Bersambung di bagian 2

Klik di sini untuk membaca bagian 1

Penulis: Farras Muhammad

Editor: Aef Anas

Latest articles