
Four menjadi kata yang dipakai untuk judul album keempat One Direction. Sepertinya prinsip yang digunakan oleh Syco dan Columbia masih sama: satu album tiap tahun. Album ini dirilis secara internasional pada 17 November 2014. Tentu dengan serimonial tersebut, menandai pula musim baru untuk tour internasional boyband bentukan X-Factor ini.
Dalam kemasan reguler, Four terdiri dari 12 lagu. Hal yang membedakan dari album-album mereka sebelumnya, di sini kesan “keras” lebih kentara, meski secara umum genre pop-rock masih yang ditonjolkan. Four menjadi semacam suksesi dari album ketiga, Midnight Memories, untuk musik yang ditawarkan.
Dari segi sampul, Four menjadi album One Direction yang paling polos. Hanya menampilkan dua foto atas bawah, lalu di tengahnya tertempel tulisan One Direction serta kata FOUR ber-background hitam. Tidak ada perlakuan desain khusus, benar-benar plain. Bahkan pose yang ditampilkan pun standar. Untungnya, kemasan sampul yang biasa saja tidak membuat isinya juga menjadi cukup biasa. Album ini dapat dibagi menjadi tiga bagian apabila dinilai dari segi ear-catching: easy, medium, dan hard.
Tracks dalam kategori easy bakal dengan mudah disukai pendengar. Bagian ini tidak hanya diisi oleh lagu dengan tempo lambat, namun juga yang up-beat. Dua lagu yang telah dirilis sebagai senjata single, dan sebuah lagu “bonus” pre-order secara mengejutkan memang masuk di kategori ini—Fireproof, Steal My Girl, Night Changes. Hal ini semakin mendukung fakta bahwa pihak label memang selalu cerdas dalam memilihkan lagu awal untuk dilepas. Selain tiga lagu tersebut, ada empat track lain yang juga masuk dalam kategori easy: Ready to Run, Fool’s Gold, Girl Almighty, dan No Control.
Secara tempo, Steal My Girl, Ready to Run, Girl Almighty, serta No Control membawakan musik up-beat lengkap dengan bunyi dentuman dan efek digital yang memang sedang trend. Sedangkan Fireproof, Night Changes, dan Fool’s Gold tampil lebih slow pun kalem. Namun begitu, ketujuh track easy sama-sama memiliki lirik yang membawa kesan menyenangkan, layaknya permainan.
Kategori medium berisikan tiga lagu yang tidak bisa langsung disukai, namun juga tidak dengan cepat bisa ditinggalkan. Spaces, Where Do Brokenheart Go, dan 18. Perpaduan alat musik reguler dan digital masih imbang di sini. Pun lirik yang dibawa tetap menyenangkan.
Di kategori hard, saya mendapati kesulitan untuk langsung menyukainya. Ada dua tracks: Stockholm Syndrom dan Clouds. Di sini musik digital terdengar paling kental, bahkan vokal yang coba ditawarkan semacam tidak sinkron dengan backsound-nya, tumpang tindih dan terdengar penuh teriakan.
Mengenai campur tangan member One Direction, terdapat sepuluh dari 12 lagu yang juga ditulis oleh mereka. Duet Louis dan Liam memuncaki daftar ini, terdapat empat lagu karya mereka berdua: Steal My Girl, Fireproof, Spaces, dan Clouds. Sedangkan Harry dan Louis sama-sama menulis dua lagu. Harry dengan Where Do Brokenheart Go dan Stockholm Syndrom. Louis dengan Ready to Run serta No Control. Secara keroyokan, 1D menulis dua lagu Night Changes dan Fool’s Gold. Dari segi pembagian suara, sejak Midnight Memories memang sudah terkesan merata, hal itu kembali diterapkan untuk Four. Di album ini pula, Ed Sheeran kembali menyumbang satu lagu tulisannya, 18 (eighteen).
Secara keseluruhan, Four bukan lah album yang meluncur semulus album pertama, kedua, bahkan ketiga. Masih ada beberapa ganjalan dari sisi kemasan maupun sodoran lagunya. Namun meski begitu, hal-hal mengganggu tersebut tidak perlu terlalu dipermasalahkan sebab hanya terkesan minor. Toh, pihak studio sekali lagi menjadi sangat cerdas dengan memilihkan dua lagu sebagai single pertama: Steal My Girl dan Night Changes.
tersapa memberikan 3 dari 5 bintang untuk FOUR.