aefanas

Review Film | “Koizora (Sky of Love)”

Koizora

Judul: Koizora (Sky of Love) | Tahun rilis: 2007 | Sutradara: Natsuki Imai | Penulis naskah: Mutsuki Watanabe | Genre: Romance, Drama | Bahasa: Jepang | Pemain: Yui Aragaki, Haruma Miura, Yuuko Asano

Cerita cinta Hiro dan Mika yang penuh batu sandungan. Kebahagiaan yang mereka rasakan berlangsung begitu cepat dengan perginya kebahagiaan itu ke surga. Dengan alasan itu, Hiro perlahan meninggalkan Mika untuk menutupi kesakitan sebenarnya yang sedang dia rasakan, berharap keputusannya tepat untuk membuat Mika tetap bahagia menjalani hidup tanpa dirinya. Seiring waktu berjalan, fakta terungkap dan Mika kembali padanya. Lalu, apa yang harus dilakukan jika kini langit yang berusaha memisahkan mereka?

Film ini merupakan kisah nyata dan sebelumnya telah diadaptasi ke dalam mobile novel yang beberapa tahun lalu sempat populer di Jepang. Merupakan kisah nyata dari cerita cinta Sakurai Hiro (Haruma Miura) dan Tahara Mika (Aragaki Yui) yang penuh tantangan.

Interaksi pertama mereka yang dilalui lewat hilangnya ponsel Mika di perpustakaan sekolah yang selanjutnya ditemukan oleh Hiro. Dari hanya sekedar percakapan sederhana lewat telepon sepanjang liburan musim dingin, hingga pertemuan pertama mereka di hari pertama masuk sekolah di musim semi tahun kedua SMA. Dan disambut dengan ketakutan Mika bahwa orang yang selama ini mencuri hatinya lewat percakapan telepon adalah seorang berandal sekolah dengan rambut dicat putih dan anting tindik di teling kiri. Kemudian ditolaknya bunga cabutan dari halaman sekolah pemberian Hiro kepada Mika. Hiro selalu mengetahui cara untuk mencuri hati Mika.

Untuk film yang diadaptasi dari novel kisah nyata, Koizora merupakan film yang sangat sukses pada masanya. Dalam film ini, penonton seperti merasakan menjadi Hiro dan Mika dan ikut berinteraksi dengan mereka, perasaan penonton dibawa dengan halus tanpa alur yang terburu-buru. Selain itu, sebagai film adaptasi novel, Koizora juga sukses dalam hal penggambaran detail cerita karena setiap poin-poin penting di cerita asli sama sekali tidak dibuang. Tidak heran jika film ini mempunyai durasi panjang.

Dengan durasi yang panjang, film ini justru membuat penonton merasa perlu ada tambahan detail cerita agar kisah Hiro dan Mika yang begitu rumit menjadi lebih jelas.

Kekurangan dari film ini adalah alurnya yang tiba-tiba dipercepat di bagian akhir film seakan-akan penulis cerita takut semua detail penting tidak dapat dimasukkan ke dalam film. Walaupun klimaks akhir cerita tetap dapat disampaikan dengan sangat baik, namun proses saat mendekati klimaks menjadi cukup mengecewakan karena cepatnya pergantian scene cerita tanpa detail lebih lanjut.

Di-review oleh: Ellyta Rahmayanti @ellytapoda

Editor: Aef Anas @a_ef

Latest articles