Saina Nehwal, Tunggal Putri India, mengungkapkan keberatannya atas jumlah pemain Tiongkok yang ikut di sebuah turnamen.
Dia geram dengan dominasi pemain Tiongkok yang membuat pebulutangkis asal negara lain agak sulit untuk berkembang karena jarang bermain di level tertinggi.
“Bulu tangkis selalu soal Tiongkok. Bertarung di level tertinggi tidaklah mudah, tapi selalu mereka yang mendapatkan keuntungan tersebut. Jumlah pemain mereka terlalu banyak,” aku Nehwal di Copenhagen, Rabu (27/8).
Untuk turnamen besar seperti olimpiade dan Kejuaraan Dunia, setiap negara memang telah memiliki kuota masing-masing. Tapi, lain halnya dengan turnamen sekelas superseries dan sebagainya, Tiongkok selalu mengirim 5–6 pemain di sektor Tunggal Putri.
“Sulit bagi seorang pemain menghadapi mereka semua secara konsisten. Memang, dulu ada pemain Eropa yang bagus, tapi setelah pemain Denmark, Tine Rasmussen gantung sepatu, otomatis tak banyak yang bagus,” lanjut Nehwal.
“Lihat saja Ratchanok (Intanon, Thailand), setelah merebut gelar Kejuaraan Dunia 2013 lalu, dia tidak pernah mendapatkan apa-apa lagi; serasa di bawah bayang-bayang pemain Tiongkok. Tiongkok harus memberikan kesempatan kepada yang lainnya untuk maju. Kalau tidak, akan sulit bagi yang lain untuk meningkatkan karier mereka,” ujar Nehwal sembari berharap Badminton World Federation (BWF) mengambil tindakan dengan membatasi jumlah pemain Tiongkok yang ikut sebuah turnamen.
India hanya punya dua Tunggal Putri yang kini berkiprah di level tertinggi, Saina Nehwal dan P.V. Shindu. bandingkan dengan pasangan Tiongkok yang mendominasi tiga besar peringkat dunia. Belum dihitung pemain lain di luar mereka. Hingga saat ini, kedua Tunggal India tersebut berhasil maju ke babak ketiga Kejuaraan Dunia 2014 di Copenhagen (25–31 Agustus). Nehwal bakal menghadapi pemain Jepang, Sayaka Takahashi, sementara Sindhu akan menghadapi unggulan keenam asal Korea, Bae Yeon-ju.
Penulis: Fauzi Ananta @notfauziananta
Editor: Aef Anas @a_ef
