INI BUKAN REVIEW, UNTUK REVIEW “DUNKIRK (2017)” SILAKAN BACA DI SINI
Dunkirk bukanlah film perang biasa. Film ini tidak menjadikan perang sebagai ajang glorifikasi, justru kita diajak masuk secara intim ke suasana panik dan mencekam seperti yang dialami oleh para prajurit kala itu.
Naskah Dunkirk ditulis langsung oleh Christopher Nolan, dia juga duduk di kursi sutradara sekaligus menjadi co-producer. Dengan seting perang, tentu saja banyak pemain yang dilibatkan. Nama-nama utama yang ditampilkan antara lain: Fionn Whitehead, Tom Glynn-Carney, Jack Lowden, Harry Styles, Aneurin Barnard, James D’Arcy, Barry Keoghan, Kenneth Branagh, Cillian Murphy, Mark Rylance, dan Tom Hardy. Film ini didistribusikan oleh Warner Bros, Dunkirk sendiri adalah film co-produksi internasional antara Inggris, Amerika, Perancis, dan Belanda.
Plot Dunkirk berpangku pada saat terjadinya Perang Dunia II, fokusnya adalah pada evakuasi Dunkirk.
Nolan menuliskan ceritanya terdiri dari tiga perspektif: darat, laut, dan udara; dialog yang digunakan begitu minim, mereka menyubtitusinya dengan suspense lewat kombinasi maut antara visual bidikan Hoyte van Hoytema dan scoring geberan Hans Zimmer. Proses pengambilan gambar dimulai pada Mei 2016 langsung di bekas lokasi aslinya: Dunkirk, Perancis.
Sinematografer (Hoyte) mengambil gambar film ini menggunakan IMAX 65mm dan pita film besar 65mm. Seperti film-film Nolan sebelumnya, Dunkirk menggunakan practical effects secara mayor (bukan visual effects). Misalnya dengan melibatkan ribuan pemeran tambahan, menggunakan kendaraan (terutama perahu dan kapal perang) asli, bahkan pesawat Spitfire-nya pun asli.
Dunkirk dirilis pada 21 Juli 2017 setelah pada 13 Juli 2017 dipremierkan di London, Inggris. Dalam penayangannya, film ini dipresentasikan dalam format reguler, IMAX digital, dan IMAX 70mm. Dunkirk banyak dipuji sebagai film perang terbaik yang pernah ada.
Pembahasan di artikel ini
Bagian setelah ini akan menampilkan sinopsis plot Dunkirk secara utuh. Bagi yang tidak berniat untuk mencari spoiler, perjalananmu di tulisan ini cukup sampai di sini. Silakan klik tulisan lain (atau baca review Dunkirk BACA DI SINI, 11 Fakta Menarik tentang film Dunkirk BACA DI SINI) yang mungkin menarik perhatianmu. Have a nice day!
Narasi Dunkirk mengikuti tiga talian utama yang mengakomodasi tiga periode waktu: di darat satu pekan, di laut satu hari, di udara satu jam. Perpaduan ketiganya menciptakan narasi non-linier.
Dalam teks pembuka disebutkan bahwa pada 1940 terjadi invasi Nazi Jerman ke Perancis, mengakibatkan prajurit sekutu sekira 400.000 orang terdesak sampai ke garis pantai Dunkirk. Para prajurit ini menanti untuk dievakuasi–menyebrangi selat yang padahal di ujungnya sudah langsung masuk wilayah Inggris–di tengah gempuran yang terus terjadi dan tampaknya sudah tidak ada harapan lagi.
i. The Mole
Di darat, Tommy, seorang prajurit Inggris, bersama beberapa prajurit lain sedang menyusuri salah satu jalan sempit di permukiman Dunkirk untuk mencari berbagai hal yang masih bisa dikonsumsi. Tiba-tiba, mereka disergap oleh berondongan senjata api dari tentara Jerman yang tidak tampak keberadaannya. Tommy menjadi satu-satunya prajurit yang selamat.
Dia berhasil menuju ke pantai Dunkirk (tempat para prajurit sekutu berkumpul untuk dievakuasi). Tommy kemudian agak menyingkir karena ingin buang air besar, tetapi perhatiannya teralihkan ketika melihat satu prajurit (Gibson) yang tengah menguburkan jasad seorang prajurit–tidak jauh dari tempat Tommy.
Tiba-tiba, pesawat Jerman menyerang pantai dengan menjatuhkan bom. Di kondisi yang masih cukup kacau, Tommy dan Gibson lalu mengangkat tandu berisikan prajurit luka yang terlantar menuju ke kapal–dengan maksud supaya mereka bisa segera dievakuasi juga.
Namun, kapal yang mereka tuju ternyata hanya dikhususkan untuk armada evakuasi prajurit yang terluka. Tidak mau kembali ke pantai, mereka bersembunyi di sela-sela bangunan tanggul (mole)–berharap bisa menyusup ke kapal berikutnya yang bersandar.
Naas, belum sempat ada kapal baru yang datang, kapal khusus prajurit luka sebelumnya terkena serangan bom dari pesawat Jerman dan membuatnya tenggelam. Melihat beberapa prajurit yang lompat dari kapal (termasuk Alex yang hampir terhimpit kapal yang tenggelam), Tommy dan Gibson langsung ikut menceburkan diri ke laut supaya tampak seperti mereka, dan bisa diangkut di kapal selanjutnya.
Mereka berhasil ditransfer ke kapal lain. Malang, kapal ini dihantam oleh torpedo dari sebuah U-boat. Kapal ini pun tenggelam dan memerangkap cukup banyak prajurit di dalam lambung kapal. Gibson yang berada di luar kapal berhasil membuka pintu masuk ke lambung kapal yang terkunci dan Tommy serta Alex berhasil menyelamatkan diri. Dengan berpegangan pada tali dari sekoci yang sudah penuh, mereka kembali ke bibir pantai. Laut sedang surut.
Komandan Bolton dan Kolonel Winnant mengamati situasi yang ada. Perdana Menteri Inggris mengatakan bahwa mereka tidak akan menyerah pada musuh, dan berikrar untuk mengevakuasi 30.000 prajurit. Jumlah ini sangatlah sedikit. Maka untuk mengangkut lebih banyak prajurit, Angkatan Laut meminta kapal sipil untuk sukarela menjemput para prajurit yang terjebak di Dunkirk. Kapal sipil ini lebih mungkin untuk menjemput mereka di lokasi yang lebih dekat pantai (perairan dangkal, dibandingkan kapal perang).
Hari berikutnya, Alex, Gibson, dan Tommy bergabung dengan tentara Skotlandia yang menuju ke kapal nelayan yang sebelumnya karam (karena air sedang surut, kapalnya bisa digunakan lagi, menunggu air pasang) berlokasi di luar perimeter. Mereka bersembunyi di dalam kapal menunggu air pasang. Pemiliknya, seorang pelaut Belanda, menyebut bahwa dia meninggalkan kapal karena menunggu airnya pasang. Secara tidak terduga, tentara Jerman menggunakan kapal tersebut sebagai target latihan menembak, tidak mengetahui bahwa di dalamnya ada kumpulan prajurit sekutu. Ketika air pasang, lubang di lambung kapal membuatnya kesulitan mengapung.
Mereka mencari cara untuk mengurangi beban. Alex langsung menyasar Gibson dan menuduhnya sebagai mata-mata Jerman. Tommy membela Gibson, kemudian diketahui bahwa Gibson adalah seorang prajurit Perancis dan dia mencuri identitas jasad seorang prajurit yang dia kubur di pantai supaya bisa dievakuasi.
Mesin kapal berhasil dinyalakan, tetapi karena adanya lubang yang cukup banyak menyebabkan kapal tidak bisa berlayar jauh sebelum akhirnya tenggelam. Para prajurit lompat dari kapal, kecuali Gibson yang gagal menyelamatkan diri karena kakinya terjerat rantai. Dia tewas tenggelam.
Alex dan Tommy berenang ke kapal penyapu ranjau terdekat. Naas, belum jadi naik, kapal tersebut terlanjur dibom oleh pesawat bomber Jerman. Kapal Mr Dawson tiba di dekat situ dan mengangkat para prajurit yang ada di perairan naik ke kapal. Kondisi evakuasinya cukup riskan sebab mereka berada di area tumpahan minyak.
Para prajurit berhasil dibawa pulang ke kanal Inggris, tampak tebing Dorset, dan dipindahkan ke kereta. Alex dan Tommy mengira bahwa kepulangan mereka akan dihujat oleh masyarakat Inggris sebab tidak membawa kemenangan; justru yang terjadi adalah mereka memperoleh sambutan bak pahlawan.
Kembali ke pantai, Komandan Bolton mengamati prajurit Inggris terakhir yang dievakuasi. Dia mengonfirmasi setidaknya ada 300.000 tentara yang berhasil dievakuasi. Sepuluh kali lipat dari jumlah awal yang diharapkan bisa diselamatkan. Bolton tetap di pantai untuk bergabung dengan tentara Perancis.
ii. The Sea
Royal Navy meminta kapal sipil untuk bersedia berpartisipasi dalam misi evakuasi. Mr Dawson sukarela mengikuti misi ini tanpa ragu. Alih-alih kapalnya dibawa oleh kru angkatan laut, dia dan puteranya (Parker) ingin turun langsung. Secara tidak terduga, George (teman Parker) yang sebelumnya membantu mengangkut perbekalan, ikut masuk ke kapal. Mereka menuju Dunkirk berharap bisa memberi sumbangsih pada negaranya.
Ketika mereka menuju Dunkirk, Mr Dawson menunjuk tiga Spitfire yang terbang melewati mereka.
Di tengah perjalanan, mereka menemukan seorang prajurit yang ketakutan dan terjebak di tengah laut (duduk di atas kapal yang terbalik)–korban serangan U-boat. Prajurit tersebut dibawa naik ke kapal.
Ketika si prajurit mengetahui bahwa mereka menuju ke Dunkirk, dia berusaha mengambil kontrol kapal–agar mereka kembali ke Inggris. Dalam percekcokan, George jatuh terdorong ke ruangan bawah kapal dan terluka parah di kepala. Peter menolong George dengan menyumbat lukanya semaksimal mungkin, tetapi karena luka yang ada George terlanjur buta. Karena sudah terlanjur di perjalanan evakuasi, Mr Dawson tidak mungkin kembali begitu saja, dia tetap menuju ke Perancis.
Mereka kemudian melihat sebuah Spitfire yang mengapung di laut. Mr Dawson mendekatkan kapal ke pesawat untuk melihat apakah pilotnya bisa diselamatkan. Mereka berhasil menarik Collins (pilot) keluar dari kokpit yang penutupnya macet dengan cara memecahkan kacanya. Dalam percakapan, terungkap bahwa kakak Parker adalah seorang pilot Hurricane yang gugur di pekan pertama peperangan.
Mereka melihat kapal penyapu ranjau yang diserang oleh pesawat bomber Jerman. Menghindari serangan dari pesawat musuh yang menyasar mereka, Mr Dawson memberi instruksi untuk melakukan manuver kapal. Sebelumnya, mereka berusaha menarik sebanyak mungkin prajurit yang terjebak di laut (dan diliputi tumpahan minyak) ke atas kapal. Dua di antaranya adalah Alex dan Tommy. Ketika sedang mengevakuasi prajurit, mereka baru tahu bahwa George telah meninggal. Peter tidak memberi tahu prajurit yang tidak sengaja membuat George jatuh bahwa dia sudah meninggal–dengan mengatakan George baik-baik saja.
Setelah kembali ke dermaga Weymouth, Mr Dawson diberi selamat karena telah berhasil membawa para prajurit pulang ke rumah (Inggris). Peter di waktu berikutnya memberikan foto George ke koran lokal, dan memberitahukan perjuangan George dalam misi evakuasi. Koran itu menyebut George sebagai “a youthful hero”.
iii. The Air
Tiga Spitfire yang dua di antaranya dipiloti oleh Farrier dan Collins mengangkasa di atas kanal Inggris, memberikan perlindungan pada para prajurit di Dunkirk yang sedang dievakuasi. Mereka sadar bahwa kemampuan mereka sangat terbatas karena kebutuhan bahan bakar.
Meski mesin penunjuk bahan bakar Farrier mengalami malfungsi, dia terus menerbangkan pesawatnya. Mereka melumpuhkan pesawat Luffwaffe–yang sebelumnya melumpuhkan salah satu Spitfire. Farrier mengambil alih komando dan mereka melanjutkan penerbangan ke Perancis.
Mereka berhasil menjatuhkan sebuah pesawat musuh, tetapi pesawat Collins mengalami kerusakan dan terpaksa mendarat di laut. Farrier sekarang berjuang sendirian di udara. Dia menggunakan cadangan bahan bakar ketika bahan bakar utamanya semakin menipis. Ketika sedang naik ke atas, dia melihat kapal penyapu ranjau yang sudah terserang pesawat musuh dan kapal Alex serta Tommy yang tenggelam. Ferrier menjatuhkan pesawat terakhir yang menjadi ancaman (bomber).
Ferrier terus terbang ke arah pantai, mentalnya membumbung naik oleh dukungan moral yang diberikan oleh para prajurit yang tengah dievakuasi (dengan tepuk tangan dan suara mengelu-elukan). Kehabisan bahan bakar, baling-baling pesawatnya berhenti berputar. Dia bersiap mendarat di pantai. Ferrier berhasil menurunkan roda pesawatnya tepat waktu. Ketika sudah mendarat, dia sadar bahwa posisinya berada di perimeter musuh, dia langsung membakar Spitfire-nya. Tidak berselang lama, dia ditangkap oleh pasukan Nazi Jerman.
END