Dari perkara cinta remaja, lalu disekap di situasi horor nan mencekam, selanjutnya digiring ke sitiran historikal; daftar film-film terbaik produksi Indonesia di 2017 lebih beragam dari tahun sebelumnya.
Seperti Spectacular Ten tahun lalu, daftar terbaik ini turut dipecah ke dalam dua postingan. Bagian pertama tersedia di tersapacom, sedangkan bagian kedua dapat dibaca di Ngepopcom. Yang sedang kamu baca ini adalah bagian pertama.
Sebelum masuk ke sepuluh besar film Indonesia terbaik tahun ini, terdapat honorable mentions yang berisikan film-film Indonesia dengan skor 8/10 tetapi tidak berhasil masuk ke dalam daftar. Honorable mentions di 2017 ini diberikan kepada: Ziarah, Galih & Ratna, Sweet 20, dan Kartini.
Tanpa perlu berlama-lama, berikut adalah Spectacular Ten kategori Film Indonesia hasil kerja sama tersapa dan Ngepop.
Pembahasan di artikel ini
#10 My Generation (2017)
Upi melalui My Generation mampu menangkap realita kegamangan muda-mudi Generasi Z yang seringkali disalahpersepsikan oleh para tetua. Terlepas dari penutupnya yang tampak kebingungan (dengan mengambil jalan pintas) sehingga lumayan mengganggu pace-nya, film ini adalah sajian coming-of-age yang penting dan menyenangkan.
#9 Dear Nathan (2017)
Siapa sangka bahwa adaptasi novel ke film “Dear Nathan” bisa seapik ini? Naskahnya tampil runtut dan subtil dalam mengawal perjalanan cinta Nathan dan Salma. Sebuah perjalanan masa remaja yang tidak hanya berbicara tentang relasi dua sijoli semata, akan tetapi berhasil pula mengoyak lewat subplot keluarganya. Memang beberapa kali dialognya kurang halus diterjemahkan ke bahasa verbal (terkesan sebagai kutipan teks), hal itu tidak akan mereduksi fakta bahwa di sinilah penampilan terbaik Jefri Nichol dan Amanda Rawles di sepanjang 2017 dipertunjukkan.
#8 Salawaku (2016) [Rilis Reguler 2017]
Bisa saja intensi awal pembuat Salawaku adalah menyelam sambil minum air: bikin film tapi maunya di lokasi yang apik memanjakan mata. Untungnya, film ini tidak berakhir sebagai sebuah sajian sinema “jalan-jalan” nan cetek. Mengambil kerisauan tentang keluarga, pengasingan, dinamika hubungan, hingga kehamilan–dilengkapi pula dengan ornamen kultural yang lebur dalam narasinya–Salawaku adalah vitamin buat mata dan jiwa.
#7 Night Bus (2017)
Kita sama-sama bisa memaafkan ketika tampilan visual sebuah film yang kurang oke berhasil ditebus oleh narasi-subteks dan departemen pemeranannya. Setidaknya, Night Bus adalah film Indonesia yang berani keluar dari zona aman. Sebuah film yang memerlukan niat berlebih guna mengurusi rentetan production design-nya, sekaligus masih ingat dengan tanggung jawab penceritaan (meskipun di beberapa bagian sempat hilang arah maupun tidak tuntas). Mengangkat tentang konsep represi, makar, dan kemanusiaan, ini adalah salah satu film Indonesia paling megah yang pernah dibuat.
#6 Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Marlina sanggup mengintimidasi penontonnya agar terus duduk di kursi hingga akhir. Sekalipun frame-frame-nya adalah statis, alurnya cukup lambat, dan atmosfernya begitu melankolis. Melalui pengarahan dari Mouly Surya, film ini berjalan perlahan tanpa terasa maksud untuk beraksi terburu-buru. Sebuah langkah yang begitu bijak sebab dari situlah kita diberi waktu untuk mengamati kondisi, ekspresi, dan getirnya tradisi.
Untuk BAGIAN KEDUA, silakan KLIK DI SINI atau klik gambar di bawah.