aefanas

Ullen Sentalu: Museum Seni dan Budaya Jawa

Ullen Sentalu, mungkin terdengar sedikit asing bagi beberapa orang, bahkan orang Jogja sekalipun.

Ullen Sentalu
Ullen Sentalu

Setelah melihat beberapa rekomendasi di internet dan teman-teman, saya dan lima orang lainnya memutuskan untuk pergi berkunjung ke Museum Ullen Sentalu. Berlokasi sekira 25 kilometer dari Kota Yogyakarta, perjalanan ke museum ini membutuhkan waktu satu jam perjalanan. Ullen Sentalu berlokasi di Jalan Boyong, Kaliurang.

Sesampainya disana, kami disuguhi penampilan yang berunsur Jawa kental. Arca Dewi Sri, Tulisan selamat datang yang terbuat dari batu dan kayu, serta pohon yang rindang. Dengan membayar tiket Rp 30.000/ orang, kamu sudah bisa masuk sekaligus mendapatkan Tour Guide untuk menjelaskan tentang benda koleksi yang ada di dalam.

Saat kami ingin masuk, kami sempat diberhentikan oleh penjaga. Ternyata kami disuruh menunggu sampai tamu yang sebelumnya keluar, agar tidak menganggu rombongan lain. Sembari menunggu kami bertanya jawab, penjaga mengatakan, Ullen Sentalu ini dari awal 2000-an sudah ramai, tapi sekarang lebih ramai lagi, sebab banyak turis berdatangan.

“Iya, sejak awal didirikan, tahun 1997, Ullen Sentalu ini sudah ramai, banyak orang Jogja yang dateng kesini. Tapi, sekarang jadi lebih rame lagi karena banyak turis yang juga ikut berdatangan. Nah, di Bulan puasa ini memang sedikit turun jumlah kunjungannya, tapi ya tetep bisa dibilang ramai,” kata mbak penjaga pintu luar.

Tour Guide kami pun datang. Sebelum masuk, pemandu menyarankan untuk tidak mengambil foto karena memang dilarang, untuk menghargai karya-karya dan foto-foto di dalam. Rombongan kami berdiri dari tiga kelompok, dengan satu turis Australia. Saat pertama kali memasuki pintu depan, langsung banyak pohon beserta akar-akarnya, lalu kami masuk ke goa.

“Ya, kita masuk ke goa bawah tanah. Kenapa bawah tanah? Karena ingin menunjukkan bahwa orang Jawa itu harus bisa terus merunduk, tidaklah sombong,” kata Pemandu kami.

Begitu masuk goa, kami masuk ke jalan-jalan sempit dan berliku seperti labirin. Pemandu kami mengatakan, hal tersebut dibuat agar menunjukkan bahwa hidup manusia itu selalu ada liku-liku, seperti labirin.

Setelah melewati jalan kecil tersebut, kami dihadapkan dengan lorong, yang bernama Guwa Segi Giri. Di sini ada banyak foto-foto para tokoh-tokoh Kerajaan Mataram. Pemandu kami pun bercerita panjang lebar untuk menjelaskan tiap foto itu.

Kemudian kami masuk ke ruang Syair, tempat di mana syair-syair dibuat oleh Tineke yang sedang patah hati. Ruangan selanjutnya adalah Royal Room Batu Mas, ruangan yang khusus menampilkan foto Ratu Mas, Permaisuri Sunan Pakubuwono X.

Selanjutnya kami dibawa ke ruangan yang berisi batik-batik, baik batik Solo maupun Yogyakarta. Kami juga ditunjukkan perbedaan antara batik Solo dan Yogyakarta, dari segi warna.

Ruang Putri Dambaan mungkin menjadi ruang favorit para Pria. Karena di sana merupakan ruangan khusus Putri Tunggal Mangkunegaran VII, Siti Nurul. Kecantikan yang sudah tersohor ditunjukkan dengan foto-foto yang terpajang. Bukan main, pemandu kami berkata, Nurul ini sempat menarik hati tokoh-tokoh negara, seperti Soekarno, Syahrir, dan Sultan Hamengkubuwono, tapi sayang semua gagal memikat hatinya.

Ruangan terakhir adalah Sasana Sekar Bawana, ruangan di mana kita bisa beristirahat sejenak, dan disuguhi minuman yang dipercaya bisa membuat orang awet muda. Sayang sekali, karena waktu itu bertepatan dengan bulan puasa, saya dan teman-teman tidak bisa ikut minum.

Setelah keluar, terdapat taman asri yang bagian belakangnya masih dibangun lengkap dengan patung-patung. Kesan cantik dan elegan membuat kamu harus coba mengunjungi Museum Ullen Sentalu ini.

Penulis: Fauzi Ananta @NotFauziAnanta

Editor: Aef Anas @a_ef

Latest articles